Korupsi Kepresidenan - Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi, dan Partai Penguasa
Rencana ini mungkin memerlukan penyusunan semula untuk mematuhi Wikipedia garis panduan susun atur. (November 2021) |
Buku / Novel | |
Korupsi Kepresidenan - Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi, dan Partai Penguasa | |
---|---|
Siri | |
Pengarang Asal | George Junus Aditjondro |
Penterjemah | |
ISBN | ISBN 9789798451683 |
Kod Buku | |
Saiz | |
Genre | Tidak diketahui |
Terbitan | LKiS |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Tahun Keluaran | 2006 |
Bilangan Muka Surat | 492 |
Harga |
Buku Indonesia bertajuk "Korupsi Kepresidenan - Reproduksi Oligarki Berkaki Tiga: Istana, Tangsi, dan Partai Penguasa" (Rasuah Presiden di Indonesia - Tiga Kaki Pembiakan Oligarki: Istana, Berek, dan Parti Kerajaan) ditulis oleh George Junus Aditjondro dan diterbit pada bulan Mei 2006. Ia diterbit di Yogyakarta, Indonesia, oleh terbitan LKiS. Buku ini dicipta berasaskan daripada catatan George Junus Aditjondro di Newcastle, England, pada tarikh 9 April 1998, bertajuk "Biar Rakyat dan Dunia Tahu, Kau dan Keluargamu Itu Rakus!" (Jadi Rakyat dan Dunia Tahu Bahawa Kamu dan Keluargamu Tamak!).[1] [2]
Ringkasan
[sunting | sunting sumber]Istana Presiden Republik Indonesia, selama lebih 31 tahun kepimpinan presiden Soeharto, menjadi tanah yang subur bagi pembiakan rasuah dan kronisma yang menimpa ekonomi Indonesia, sehingga mahasiswa dan aktivis Indonesia menggelari kepimpinan presiden Soeharto dengan istilah KKN : rasuah (korupsi), konspirasi (kolusi), dan nepotisma.
Falsafah kepimpinan presiden Soeharto ialah kemakmuran ekonomi Indonesia yang disokong oleh kestabilan politik. Melalui tiga sokongan utama kepimpinan presiden Soeharto, yang digelar dengan istilah "Jalur A-B-G" : ABRI, Birokrasi, dan Golongan Karya, Istana mula diserang oleh para perasuah yang mencari peluang dengan wang haram sekalipun kerana telah merompak hak rakyat Indonesia.
Mengikut Dandhy D. Laksono (26 Februari 2011, minit 1:07 - 1:20), pada mula kepimpinan Soeharto, Indonesia digelar sebagai "bakal harimau Asia" melalui perkembangan ekonomi sehingga 7 peratus dan pendapatan purata rakyat pada 1,000 dolar Amerika Syarikat setiap bulan.[3]
Semenjak kepimpinan Soeharto, rasuah besar di Indonesia telah berkembang sedemikian rupa sebagai kekacauan oligarki yang sukar dibanteras. Presiden-presiden Indonesia seterusnya juga tidak terkeluar daripada oligarki berkenaan, yang diwarisi secara berterusan dan diperbaharui melalui konspirasi-konspirasi tersembunyi melalui pelbagai bidang ekonomi dan politik.
Senarai Yayasan-Yayasan Soeharto di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Kumpulan 1 : Yayasan yang dimiliki secara langsung oleh Soeharto
[sunting | sunting sumber]Lihat Kes dugaan rasuah Soeharto
- Yayasan Supersemar
- Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais)
- Yayasan Dana Abadi Karya Bakti (Dakab)
- Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila
- Yayasan Serangan Umum 1 Mac 1949
- Yayasan Bantuan Biasiswa Yatim Piatu Tri Komando Rakyat (Yayasan Trikora)
- Yayasan Dwikora
- Yayasan Seroja
- Yayasan Nusantara Indah
- Yayasan Dharma Kusuma
- Yayasan Dana Sejahtera Mandiri
Kumpulan 2 : Yayasan yang dimiliki oleh isterinya, Siti Hartinah
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Harapan Kita
- Yayasan Kartika Chandra
- Yayasan Kartika Djaja
- Yayasan Purna Bhakti Pertiwi
- Yayasan Dharma Bhakti Dharma Pertiwi
- Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan
Kumpulan 3 : Yayasan yang dimiliki oleh adiknya, Sudwikatmono
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Prasetya Mulya,
- Yayasan Bangun Citra Nusantara
- Yayasan Tujuh Dua
- Yayasan Indocement Tunggal Prakarsa
- Yayasan Kyai Lemah Duwur
Kumpulan 4 : Yayasan yang dimiliki oleh anak-anak dan menantu Soeharto
[sunting | sunting sumber]Mengikut presiden Soeharto melalui majalah Warta Ekonomi (29 Oktober 1990, mukasurat 29), yayasan-yaysan berkenaan diasaskan untuk pembelajaran aktiviti sosial.
Siti Hardiyanti Rukmana
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Tiara Indonesia
- Yayasan Dharma Setia
- Yayasan Kebudayaan Portugal-Timor
- Yayasan Tunas Harapan Timor Lorosae
- Yayasan Televisyen Republik Indonesia
- Yayasan Tri Guna Bhakti
Sigit Harjojudanto
[sunting | sunting sumber]Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial ialah yayasan yang menganjurkan judi Sumbangan (Derma) Dana Sosial Berhadiah (SDSB), bersama-sama dengan Robby Sumampouw, Henry Pribadi, dan Sudwikatmono
Bambang Trihatmodjo & Halimah Agustina Kamil
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Bhakti Nusantara Indah (Yayasan Tiara Putera)
- Yayasan Bimantara
- Yayasan Bhakti Putra Bangsa (bersama-sama Hutomo Mandala Putra)
- Yayasan Intinusa Olah Prima
- Yayasan Ibadah Amaliyyah Bimantara Village
Siti Hediati Hariyadi
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Badan Intelijen ABRI
- Yayasan Korps Baret Merah
- Yayasan Veteran Integrasi Timor Timur
- Yayasan Hati
- Yayasan Kerajinan Indonesia
- Yayasan Pencari Dana KONI (Jawatankuasa Sukan Kebangsaan Indonesia)
Hutomo Mandala Putra
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Tirasa
- Yayasan Ikatan Motor Indonesia
- Yayasan Otomotif
- Yayasan Badan Urusan Logistik
Siti Hutami Endang Adiningsih
[sunting | sunting sumber]Yayasan Taman Buah Mekarsari dan Yayasan Bunga Nusantara (Christine, isteri kepada Bustanil Arifin)
Kumpulan 5 : Yayasan yang dimiliki oleh keluarga in-law Soeharto
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Pembangunan Jawa Barat
- Yayasan 17 Ogos 1945
- Yayasan Pendidikan Triguna (Eddy Kowara Adiwinata)
- Yayasan Pralaya Loka (Dora Sigar-Djojohadikusumo)
- Yayasan Dana Mitra Lingkungan
- Yayasan Balai Indah
Kumpulan 6 : Yayasan yang dimiliki oleh sanak saudara Soeharto dan isterinya di Surakarta dan Yogyakarta
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Mangadeg (Sukamdani Gitosarjono)
- Yayasan Pendidikan Grafika (Sukamdani Gitosarjono)
- Yayasan Kesejahteraan Sosial Sahid Jaya (Sukamdani Gitosarjono)
- Yayasan Suryasumirat
- Yayasan HIPMI Jaya
- Yayasan Kinasih
- Yayasan Kemusuk Somenggalan (Probosutedjo)
Kumpulan 7 : Yayasan yang dimiliki oleh orang kanan Soeharto
[sunting | sunting sumber]Bacharuddin Jusuf Habibie
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Abdi Bangsa
- Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orangtua Bimbing Terpadu (bersama-sama isterinya, Hasri Ainun Besari)
- Yayasan Dompet Dhuafa Republika
- Yayasan Bina Bhakti
- Yayasan Pengembangan Wallacea (bersama-sama Ibnu Sutowo)
- Yayasan Keluarga Batam (bersama-sama adiknya, Sri Rejeki Habibie)
Mohammad "Bob" Hassan
[sunting | sunting sumber]- Yayasan Biasiswa Toyota-Astra Motor
- Yayasan Dharma Bhakti Astra
- Yayasan Dana Bantuan Astra
- Yayasan Dharma Satya Nusantara
- The Indonesian Cultural Foundation
- Yayasan Patria Mas Khatulistiwa (bersama-sama isterinya, Pertiwi)
- Yayasan Maju Bersama (bersama-sama Harmoko, speaker parlimen Indonesia 1992-1998)
Sudomo
[sunting | sunting sumber]Yayasan Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia dan Yayasan Esok Penuh Harapan
Senarai saham syarikat keluarga dan orang kanan Soeharto
[sunting | sunting sumber]- Bank Central Asia - 32 peratus: Sigit Harjojudanto dan Siti Hardiyanti Rukmana (anak)
- PT Bogasari Flour Mills - 21 peratus: Christine, isteri kepada Bustanil Arifin
- PT Freeport Indonesia - 5 peratus: Mohammad "Bob" Hassan (PT Nusantara Ampera Bakti)
- PT Toyota-Astra Motor - 10 peratus: Mohammad "Bob" Hassan (PT Nusantara Ampera Bakti) (5 peratus) dan Putera Sampoerna (PT HM Sampoerna Tbk.) (5 peratus)
- PT Mandala Airlines - 45 peratus: Mohammad "Bob" Hassan (PT Nusantara Ampera Bakti), 15 peratus: Sigit Harjojudanto (anak), 40 peratus: PT Dharma Putera Kencana
Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial, dan Yayasan Dana Abadi Karya Bakti
[sunting | sunting sumber]- Majalah Gatra
- Bank Duta Ekonomi
- Bank Windu Kentjana
- Bank Umum Nasional
- Bank Umum Koperasi Indonesia
- Bank Umum Tugu
- Bank Muamalat Indonesia
- PT Multi Nitroma Kimia .
- PT Indocement Tunggal Prakarsa
- PT Gunung Madu Plantations
- PT Gula Putih Mataram
- PT Werkudara Sakti
- PT Wahana Wirawan
- PT Fendi Indah
- PT Kabelindo Murni
- PT McDermott Indonesia
- PT Kalhold Utama
- PT Kertas Kraft Aceh
- PT Kiani Lestari
- PT Kiani Murni
- PT Sagatrade Murni
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Aditjondro, George Junus. 9 April 1998. "Biar Rakyat dan Dunia Tahu, Kau dan Keluargamu Itu Rakus!" Newcastle, England (bahagian 1)
- ^ Aditjondro, George Junus. 9 April 1998. "Biar Rakyat dan Dunia Tahu, Kau dan Keluargamu Itu Rakus!" Newcastle, England (bahagian 2)
- ^ Laksono, Dandhy D. 26 Februari 2011. "Reformasi Dibajak #1 (1998-2009)". Jakarta, Indonesia : Watchdoc Documentary
Pautan luar
[sunting | sunting sumber]
Didahului oleh Ketika Petani Angkat Bicara, Dengan Suara dan Massa: Belajar Dari Sejarah Gerakan Petani di Indonesia dan Amerika Selatan (Februari 2006) |
Buku Indonesia George Junus Aditjondro Terbitan: Mei 2006 |
Diikuti oleh: Membongkar Gurita Cikeas (Januari 2010) |